Investasi sudah menjadi bagian gaya hidup di kalangan milenial sekarang. Karena mereka sadar kesehatan finansial juga penting agar standar hidup mereka di hari tua tidak banyak berubah dibanding saat ini. Instrumen investasi pun banyak sekali jenisnya. Dari yang paling berisiko misalnya mata uang kripto seperti bitcoin, future trading, saham. Kemudian investasi yang risikonya moderat seperti logam mulia, properti, surat utang dan reksa dana.

Dari banyaknya pilihan instrumen investasi yang tersedia kita harus pintar-pintar memilih agar tidak sekadar ikut-ikutan dengan teman. Alasannya karena pengetahuan soal investasi kita pasti tidak sama dengan orang lain dan kemampuan finansial kita untuk berinvestasi juga berbeda dengan mereka.

Bagi kita yang masih newbie, lebih baik memilih investasi yang nominalnya dari kecil terlebih dahulu. Kemudian pilih investasi yang mudah dilakukan, minim potongan. Dan tentunya juga memberikan hasil yang lumayan.

 

Mari kita coba ulik beberapa instrumen investasi di atas:

  1. Mata uang kripto
    Bisa dibilang jenis investasi yang sedang naik daun dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di banyak Negara termasuk Indonesia jenis investasi ini belum mendapat pengakuan dari pemerintah setempat. Jenis investasi ini memang menjanjikan imbal hasil yang sangat tinggi tapi juga memiliki risiko yang tinggi.
  2. Future trading atau Perdagangan Berjangka
    Perdagangan Berjangka merupakan sebuah transaksi perdagangan derivatif dengan sistem margin trading. Salah satu produk dari perdagangan berjangka yang paling populer di Indonesia adalah perdagangan emas berjangka. Investasi ini juga menjanjikan imbal hasil dan risiko yang tinggi. Tidak seperti saham yang bisa disimpan dalam jangka waktu beberapa tahun, kontrak perdagangan berjangka punya tanggal kadaluwarsa. Investasi ini menuntut well inform bagi para investor alasannya naik turunnya investasi ini amat bergantung dengan harga jual beli komoditas global seperti emas, minyak, dan komoditas lainnya.
  3. Saham
    Saham adalah bukti kepemilikan terhadap sebuah perusahaan. Banyak orang membeli saham untuk berbagai tujuan, biasanya untuk keperluan berinvestasi jangka panjang, dengan harapan memperoleh imbal hasil berupa deviden dan capital gain dari kenaikan harga saham. Investasi langsung di saham hampir mirip dengan future trading, mulai dari imbal hasil, risiko dan tuntutan well inform bagi investornya. Perbedaannya, informasi yang dibutuhkan investasi saham, terkait kinerja perusahaan, jenis industri dan iklim perekonomiannya.
  4. Logam mulia
    Jenis investasi ini bisa dibilang yang paling lebih dulu keberadannya dan termasuk investasi minim risiko. Orang-orang pendahulu kita sudah banyak yang membeli emas dan logam mulia lainnya untuk menjaga nilai tunai uangnya. Saat ini harga emas batangan ukuran 1 gram di Antam per 12 April Rp 678.000. Yah lumayan ya harganya apalagi kalau beli yang ukuran 10 gram atau di atasnya.
  5. Properti
    Investasi di bidang ini membutuhkan kekuatan finansial yang besar pasalnya harga properti utamanya di kota besar sudah berada di atas Rp 100 juta hingga miliaran tergantung jenis dan lokasi propertinya. Bagi kita para milenial, sudah pasti cukup berat untuk memilih investasi di properti.
  6. Surat Utang atau Obligasi
    Surat utang atau obligasi termasuk instrumen investasi dengan minim risiko. Apalagi kalau kita membeli obligasi milik Negara (ORI). Mengingat modal invetasi di obligasi nominalnya sangat besar, yakni minimal Rp1 miliar, sejak tahun 2007 yang lalu pemerintah menerbitkan ORI sebagai solusi bagi pemodal ritel. Namun, investasi ORI tidaklah terlalu murah juga karena minimal pembelian Rp 5 juta.
  7. Reksa Dana
    Investasi jenis ini amat beragam jenisnya. Jika kamu berani ambil risiko maka dapat menaruh investasi di reksa dana saham, sedangkan yang ingin aman-aman saja bisa ambil reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang. Hasilnya pun akan menyesuaikan seperti prinsip investasi saja, high risk high return & low risk low return.
    Investasi reksa dana bagi pemula tergolong mudah, dan dapat diperoleh secara online melalui gadget kalian. Tinggal buka website untuk daftarkan nama dan e-mail kalian. Berikutnya tim salesnya akan menghubungi kalian untuk melengkapi persyaratan awalnya. Untuk nominal awalnya pun terbilang murah. Hanya dengan modal Rp 100.000 (seratus ribu) sudah bisa berinvestasi. Selain mudah dan murah, beberapa perusahaan manajer investasi yang mengelola reksa dana membebaskan biaya pembelian dan penjualan saat transaksi. Jadi hasil investasi yang kamu dapat akan utuh nominalnya tanpa potongan apapun.

Cara menghitung keuntungan (imbal hasil) investasi reksa dana juga cukup mudah, yakni dengan menghitung jumlah unit penyertaan reksa dana yang kita miliki dikali dengan selisih dari harga NAB jual dengan harga NAB beli reksa dana.

Sebagai contoh Ilustrasi, jika setahun yang lalu kita membeli Reksa Dana ABC senilai seratus ribu rupiah pada Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (atau yang sering disebut sebagai NAB/UP atau harga reksa dana) sebesar 1.075, maka kita mendapatkan (Rp100.000/1.075) = 93,02 UP. Kemudian, saat ini NAB Reksa Dana ABC naik menjadi 1.275. Apabila kita melakukan penjualan semua unit Reksa Dana ABC pada harga NAB saat ini, maka keuntungan yang didapatkan adalah 93,02 x (1.275-1.075) = Rp18.604 atau bila dipersenkan menjadi 18,6%.

Bagi kamu yang penasaran bisa langsung dibuktikan di www.reksadanasam.co.id besutan Samuel Aset Manajemen (SAM).

 

Tidak ada Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Keuangan Setelah Lebaran: Tips Mengelola Uang dan Merencanakan Investasi untuk Masa Depan yang Lebih Stabil

Setelah Hari Raya Idul Fitri, banyak orang merasa khawatir tentang keuangan mereka. Mungkin karena pengeluaran yang meningkat selama bulan Ramadan dan hari raya, atau karena kenaikan harga-harga selama liburan, membuat kita harus lebih bijak dalam mengatur keuangan setelah lebarang Berikut adalah beberapa tips untuk membantumu mengelola keuangan setelah hari raya: …

Bijak Mengelola Keuangan Selama Bulan Puasa
Artikel
5 Tips Hemat Selama Bulan Puasa: Bijak Mengelola Keuangan untuk Menjaga Keseimbangan Spiritual dan Finansial

Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Muslim. Selain berpuasa selama sebulan penuh, banyak pula kegiatan sosial dan keagamaan yang dilakukan untuk mempererat hubungan dengan sesama dan meningkatkan keimanan. Bulan Ramadan merupakan bulan suci untuk memperbaiki diri termasuk dalam memperbaiki kebiasan buruk misalnya boros dalam keuangan. Namun, bagi sebagian …

Artikel
Tips Supaya Kondisi Keuanganmu Membaik di Tahun 2023, Nomor 3 Wajib Kamu Lakukan

Bagaimana keuanganmu di tahun kemarin? Apakah sudah lebih membaik? Mengatur keuangan perlu kita lakukan agar kita mampu menjalankan sesuai tujuan keuangan yang kita inginkan. Setiap orang pastinya juga ingin keuangannya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. So, simak tips supaya kondisi keuanganmu membaik di tahun 2023: Memiliki perencanaan keuangan Dengan kamu …