Pentingnya Dana Darurat, Siapkan dengan Reksa Dana Pasar Uang

Permasalahan yang menyangkut ekonomi sehari-hari terkadang muncul tiba-tiba. Bila tak siap menghadapinya, bisa jadi kita kerepotan karena kebutuhan dana dalam jumlah besar mendadak muncul. Salah satu solusi terbaik tentunya, tak lain dengan menyediakan dana darurat sejak dini.

Kebutuhan dana yang tiba-tiba dapat terjadi ketika kita atau anggota keluarga mengalami kecelakaan atau sakit keras. Penanganan di rumah sakit, pengobatan, bahkan perawatan pascaoperasi selalu membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Bisnis yang bangkrut atau kehilangan pekerjaan di tengah kesuksesan karier akan membuat sebagian besar orang kesulitan untuk membiayai kehidupan diri sendiri dan keluarga. Belum lagi jika tagihan bulanan melonjak padahal dana yang tersedia sudah menipis. Dalam kondisi semacam ini, dana darurat dapat menjadi penyelamat untuk menutupi biaya sehari-hari dan menjawab kebutuhan dana tidak terduga lainnya.

Sebagai contoh, kehilangan ponsel atau HP, peralatan elektronik rumah tangga mengalami masalah seperti lemari es atau AC rusak. Untuk memperbaiki atau membeli yang baru, dana darurat akan sangat membantu. Belum lagi ketika sewaktu-waktu ada urusan keluarga yang mengharuskan kepergian mendadak ke luar kota, dana darurat harus tersedia segera.

Agar dana darurat menjadi penyelamat di waktu yang tepat, ada beberapa syarat. Di antaranya, dana darurat harus minim risiko, likuid, mudah didapatkan dan dapat diambil sewaktu-waktu.

Hitung dana darurat

Berapa jumlah dana darurat yang mesti dikumpulkan? Sebenarnya, jumlah dana darurat dihitung bukan dari penghasilan bulanan, melainkan dari total pengeluaran bulanan. Namun, sebaiknya semakin besar gaji bulanan, dana darurat juga semakin besar. Besaran dana darurat juga tergantung dari status serta jumlah tanggungan dalam keluarga. Sebagai gambaran, idealnya persiapan dana darurat adalah sebagai berikut:

  1. Lajang (tidak memiliki tanggungan). Dana darurat adalah 3-6 kali jumlah pengeluaran bulanan.
  2. Menikah (tidak memiliki anak). Untuk pasangan muda yang belum memiliki anak, dana darurat sebaiknya tersedia sebesar 6-9 kali jumlah pengeluaran bulanan rumah tangga.
  3. Menikah (memiliki anak). Bagi yang telah menikah dan telah memiliki 1 anak, dana darurat setidaknya 12 kali jumlah pengeluaran bulanan rumah tangga.

Semakin banyak jumlah tanggungan (pasangan, anak, orang tua, atau anggota keluarga lain), maka semakin besar kebutuhan dana darurat. Perhitungan dana darurat juga bisa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan dana dalam waktu dekat. Sebagai contoh, jika beberapa bulan ke depan akan menikah atau akan segera memiliki anak, maka jumlah dana darurat perlu disesuaikan dengan jumlah pengeluaran.

Alokasikan sejumlah dana tetap dari penghasilan agar bisa mencapai jumlah dana darurat yang diinginkan. Misalnya, 10% atau 20% dari gaji bulanan selama 10 bulan ke depan. Dana darurat pun harus disimpan dengan aman, mudah dicairkan, dan mudah diakses. Berikut ini adalah empat produk keuangan sebagai pilihan penyimpanan dana darurat.

  1. Rekening tabungan. Tabungan bisa dikatakan sebagai instrumen paling umum untuk menyimpan dana darurat. Pastikan rekening dana darurat terpisah dengan rekening belanja sehari-hari untuk menghindari terpakainya dana darurat saat kondisi tidak mendesak.
  2. Deposito. Deposito adalah cara menabung sekaligus investasi yang mudah. Akan tetapi, dana yang didepositokan tidak bisa diambil dalam jangka waktu tertentu, biasanya antara 1 hingga 24 bulan, tergantung tenor yang diambil. Kelebihan produk perbankan ini adalah menawarkan return yang stabil. Misalnya, bunga 5 persen per tahun, tergantung dari bunga bank dan tenor yang diambil.
  3. Emas atau logam mulia. Dana darurat dalam bentuk emas bisa dengan cepat dicairkan di Pegadaian atau dijual di toko emas. Agar tidak hilang, emas atau logam mulia perlu disimpan rapi dan aman, misalnya dengan menyewa safe deposit box di bank.
  4. Reksa dana pasar uang. Produk investasi yang satu ini memiliki risiko yang relatif kecil. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang berinvestasi pada deposito dan surat utang pemerintah, dengan waktu jatuh tempo maksimal 1 tahun. Artinya, pergerakan reksa dana akan lebih stabil dan cenderung tidak fluktuatif, serta dengan pajak yang sudah final.

Mudah dan menguntungkan

Beberapa kemudahan reksa dana pasar uang adalah dana yang perlu disisihkan untuk berinvestasi sangat terjangkau. Selain itu, waktu investasi reksa dana sangat fleksibel. Dalam reksa dana, dana bisa dicairkan dengan mudah, jumlah sesuai kebutuhan, dan tanpa denda. Begitu mudahnya, saat ini  reksa dana dapat dibeli secara daring (online).

Rata-rata keuntungan yang didapatkan adalah sekitar 6-8 persen per tahun, tergantung kinerja reksa dana yang dihasilkan manajer investasi. Pada umumnya, nilai return berfluktuasi tergantung perubahan tingkat suku bunga pasar. Jadi, pastikan memilih manajer investasi yang tepat.

Sebagai penyimpanan dana darurat, Anda bisa memilih reksa dana pasar uang karena keunggulan likuiditas, kemudahan akses, dan risikonya relatif kecil. Sebagai contoh, reksa dana pasar uang dari PT Samuel Aset Manajemen (SAM). SAM memiliki dua produk reksa dana pasar uang, baik yang berbasis konvensional maupun syariah, yaitu SAM Dana Kas (SDK) dan SAM Dana Likuid Syariah (SDL).

Langkah investasinya mudah, cukup mendaftar melalui online di www.reksadanasam.co.id lalu transfer dana ke rekening Bank Kustodian sesuai produk dipilih. Anda dapat memantau perkembangan dana darurat setiap saat secara daring atau online. Jika suatu saat dana darurat, perlu dicairkan karena muncul kebutuhan tak terduga, Anda hanya tinggal login di akun reksa dana dan menjual reksa dana secara daring. Mudah bukan?

Dengan dana darurat, Anda akan memiliki persiapan cukup untuk menghidupi diri dan keluarga selama beberapa waktu atau bulan hingga waktu-waktu sulit dan mendesak berlalu. Jika dana darurat sudah terpakai, jangan lupa untuk menyisihkan dana darurat kembali setiap bulannya. (*)

Artikel ini juga tayang di Kontan Edisi Khusus Reksadana – Maret 2019

Siapkan Dana Pensiun, Tenang Di Hari Tua

Setiap orang yang pernah bekerja pasti akan mengalami masa pensiun, namun tidak banyak perusahaan yang mempunyai program pensiun bagi karyawannya. Padahal, pada saat kita tua nanti kita mungkin sudah tidak seproduktif saat masih muda untuk memiliki penghasilan yang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan asumsi masa pensiun rata-rata orang Indonesia yang mencapai …