Apa yang Harus Dilakukan Jika Nilai Reksadana Turun Terus?

Tujuan kita berinvestasi adalah agar uang yang kita punya bertambah dan tidak tergerus oleh angka inflasi tahunan. Selain itu dengan berinvestasi kita dapat mencapai tujuan keuangan tertentu yang kita targetkan seperti membeli mobil, rumah, biaya ibadah haji atau untuk dana pendidikan anak.

Namun perlu kita ingat, yang namanya produk investasi tentu memiliki resiko penurunan nilai juga. Begitupun dengan investasi reksadana tidak melulu bicara kenaikan nilai tapi akan ada momen nilai produk reksadana akan turun mengikuti kondisi pasar yang ada. Jika nilai produk reksadana turun terus dalam periode tertentu, apa yang harus  investor lakukan?

Setidaknya ada tiga pilihan yang bisa investor lakukan. Berikut penjelasannya:

  • Menambah investasi

Pilihan ini bisa diambil jika memang tujuan investasimu masih panjang di atas 3 tahun. Sebagai contoh, ada seorang investor yang investasi di produk reksadana dengan nominal investasi Rp 6,6 juta. Adapun rincian portofolio investasinya saat ini memiliki NAB per unit 1.650 dengan jumlah unit yang dimiliki sebanyak 4.000 unit.

Adapun nilai pasar NAB per unit saat ini 1.500. Artinya jika ditotal nilai investasinya saat ini Rp 6 juta atau investor ini sudah mengalami kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) sebesar Rp 600.000,- atau sekitar 9,1%.

Dalam posisi ini, investor dapat menambah nilai investasi saat nilai pasar sedang turun (NAB per unit  1.500). Misalkan dia menambah investasi dengan nominal Rp 1,5 juta maka akan mendapat 1.000 unit.

Dengan transaksi ini maka total modal investasinya Rp 8 juta, portofolio investasi berubah menjadi 5.000 unit dengan NAB per unitnya 1.600. Dengan transaksi terakhir ini maka investor dapat meminimalisir kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) menjadi 6,25%.

Cara seperti ini biasanya dipilih investor saat sedang krisis ekonomi seperti saat krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008. Saat itu banyak cerita investor yang menambah nilai investasinya saat masa krisis tersebut dan beberapa tahun setelahnya saat keadaan pasar mulai membaik, investor mulai menuai keuntungan.

  • Switching ke jenis produk reksadana lain

Pilihan ini bisa diambil jika dana investasimu akan digunakan dalam waktu kurang dari setahun. Misalkan saat ini kalian sedang berinvestasi di produk reksadana saham, dengan portofolio yang memiliki kerugian yang belum terealisasi sekitar 5%. Namun dana di investasi ini akan dicairkan dalam enam bulan ke depan.

Demi mengoptimalkan waktu tersisa tersebut lebih baik investasi reksadananya dipindahkan (switching) ke produk reksadana yang lebih minim resiko seperti reksadana pendapatan tetap atau reksadana pasar uang. Tapi perlu diingat sebelum memindahkan produk tersebut kita sebagai investor harus cek terlebih dahulu produk reksadana mana yang sedang memiliki kinerja yang lebih baik dibanding kinerja reksadana saham.

  • Cut loss

Pilihan terakhir yang paling pahit dan harus diambil adalah cut loss atau mencairkan seluruh investasi dalam posisi yang rugi. Alasan ini diambil jika dana investasi memang harus digunakan dalam waktu kurang dari sebulan. Pilihan ini diambil dengan asumsi agar kerugian kita tidak semakin besar jika dicairkan nanti-nanti.

Siapkan Dana Pensiun, Tenang Di Hari Tua

Setiap orang yang pernah bekerja pasti akan mengalami masa pensiun, namun tidak banyak perusahaan yang mempunyai program pensiun bagi karyawannya. Padahal, pada saat kita tua nanti kita mungkin sudah tidak seproduktif saat masih muda untuk memiliki penghasilan yang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan asumsi masa pensiun rata-rata orang Indonesia yang mencapai …